Selasa, 08 April 2008

Tangan Tuhan dibalik Virus Flu Burung

Saatnya Dunia Berubah...!!!!

Diantara buku yang belakangan ini menghebohkan adalah karya Siti Fadilah Supari yang sekarang menjabat Menteri Kesehatan. Jabatannya sebagai menteri tidaklah melejitkan bukunya akan tetapi wawancara dengan Australia dan buku yang ia luncurkan dalam versi bahasa inggris yang berjudul It’s Time for the World to Change mampu membuat heboh dunia internasional.

Judulnya biasa saja: "Saatnya Dunia Berubah ! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung". Buku ini bercerita mengenai pengalaman Siti Fadilah Supari saat berhadapan dengan flu burung di Indonesia.

Salah satu pengalaman yang sangat ditonjolkan adalah penggunaan virus H5N1 yang dikirimkan ke WHO. Dalam kesepakatan virus yang dikirimkan ke WHO menjadi milik dunia. Negara asal tidak dapat mengotak-atiknya. Namun kenyataannya, negara maju bisa menggunakan kesempatan ini untuk membuat vaksinnya yang kemudian bisa dikomersialkan.

Keluhan Siti Fadilah Supari adalah, Indonesia tidak lagi memiliki hak atas virus itu dan jika vaksin ini dibuat perusahaan asing maka Indonesia bisa mendapatkannya dengan cara membeli, tentu dengan harga mahal. Inilah yang kemudian diupayakan beliau sebagai menteri agar negara berkembang seperti Indonesia mendapatkan hak dari pengiriman sampel virus tersebut ke WHO.

Katanya, dalam buku itu, sudah ada kesepakatan agar sampel tersebut setelah dikirimkan negara asal bisa mendapatkan manfaatnya. Bukan hanya soal komersial tetapi juga untuk penelitian.

Mengenai “tuduhan” virus dimanfaatkan laboratorium di Amerika untuk membuat senjata biologi, Siti Fadilah Supari hanya mengatakan di dalam bukunya tidak se eksplisit itu. Dia hanya menyebut laboratorium Los Alamos tetapi tidak disebutkan di Amerika Serikat. Akan tetapi dalam sebuah ceramah dia hanya menduga-duga bahwa virus flu burung ini bisa dijadikan senjata biologi oleh Amerika.

Dalam bukunya, Siti Fadilah juga mengatakan bahwa virus flu burung yang dimiliki oleh indonesia sebenarnya berbeda dengan virus yang dimiliki oleh vietnam. dikatakan bahwa virus Indonesia lebih berbahaya dibandingkan virus Vietnam, oleh karena itu jika dunia dapat membuat vaksin untuk virus strain Indonesia sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk menghadapi virus yang lebih lunak dibanding virus indonesia.


Secara kronologis, buku ini memang merupakan refleksi atau catatan perjalanan. Di hadapan sidang internasional World Health Prganization (WHO) dan WHA (World Health Assembly) tahun 2007, Indonesia di bawah pimpinan Ibu Menteri Kesehatan telah melakukan terobosan dan berhasil mengungkap kejahatan kapitalisme virus. Berlanjut pada pidato beliau di Genewa Swis dalam Inter-Govermental Meeting for Pandemic Influenza Preparedness, 20 November 2007 dan New Delhi International Ministerial Conference on Avian Pandemic Influenze 1-4 Desember 2007 lalu, terobosan pemikiran dan tindakan Ibu Siti Fadilah Supari telah membuka mata dan kesadaran negara-negara miskin dan berkembang lainnya untuk ikut menuntut perombakan sistem kesehatan dunia di bawah WHO agar menjadi adil, transparan dan setara. Bersama India, Kuba, Venezuela, Iran dan beberapa negara lainnya bahkan sempat muncul gagasan membentuk Poros Selatan-Selatan untuk perjuangan di bidang kesehatan ini.


Ia tidak takut untuk menghadapi negara adikuasa, karena ia percaya bahwa untuk kebenaran ia yakin bahwa Tuhan akan membantunya. Ia selalu mengadukan keluh kesahnya dan ketakutannya hanya pada saat ia berbicara berdua sujud tersungkur dalam gelapnya malam melalui Tahajud panjangnya. Setiap kegundahan serta doa selalu ia panjatkan kepada-Nya agar perjuangan yang ia bawa dapat menolong Indonesia dan dunia dari virus Flu Burung.

Teruslah berjuanglah bu, Semoga Allah senantiasa memudahkan dan membantumu untuk menegakkan kebenaran dan keadilan bagi dunia....!!





Tidak ada komentar:

Nice Word

Bongkarlah penat deritamu menjadi benderang kebahagiaan,

Kesedihanmu menjadi keceriaan, kekikiranmu menjadi kedermawanan

Dan gelegak kemarahanmu menjadi kesabaran

Jadikan musibah sebagai kesenangan dan keimanan sebagai senjata

My Slide